TINJAUAN TEORI
A. TEORI
PERKEMBANGAN KELUARGA
Pendekatan perkembangan keluarga
berdasarkan pada observasi bahwa keluarga adalah kelompok seumur hidup dengan
riwayat yang harus dikaji jika dinamika kelompok akan diinterpretasikan secara
menyeluruh dan akurat. Walaupun setiap keluarga melalui setiap tahap
perkembangan dalam cara yang unik, semua dianggap sebagai contoh suatu pola
normative menyeluruh (Friedman,Marlyn M. 2010)
Perkembangan keluarga memberikan
perspektif perubahan sementara untuk mempelajari keluarga. Waktu diukur dalam
minggu dan tahun. Teori ini menjelaskan kehidupan keluarga dalam waktu yang
dibagi menjadi suatu rangkaian tahapan. Tahap keluarga adalah suatu interval
waktu dengan struktur dan interaksi hubungan peran dalam keluarga yang berbeda
secara kualitatif dan kuantitatif dari periode lain. Transisi keluarga adalah
perpindahan dari satu tahap ke tahap lain dan dapat ditinjau sepanjang waktu
karena terdiri dari bagian-bagian yang diambil atau tidak diambil. (Friedman,Marlyn
M. 2010)
B. TUGAS
PERKEMBANGAN KELUARGA
Karena individu memiliki tugas
perkembangan yang harus mereka capai agar tercapainya kepuasaan selama tahap
perkembangan dan agar mampu berkembang secara sukses pada tahap berikutnya,
setiap tahap perkembangan keluarga memiliki tugas perkembangan atau harapan
peran tertentu. Tugas perkembangan keluarga cenderung menumbuhkan rasa tanggung
jawab yang harus dicapai oleh keluarga pada setiap tahap perkembangan keluarga
sehingga keluarga dapat memenuhi (Friedman,Marlyn M. 2010)
a.
Kebutuhan biologis keluarga
b.
Penekanan budaya keluarga
c.
Aspirasi dan nilai keluarga itu sendiri
Selain itu tugas perkembangan keluarga
yang meliputi harapan tugas atau peran spesifik pada setiap tahap yang inheren
untuk mencapai lima fungsi dasar dalam keluarga terdiri dari :
a. Fungsi
afektif (fungsi pertahanan kepribadian)
b. Fungsi
sosialisasi dan status social
c. Fungsi
perawatan kesehatan ketentuan dan alokasi kebutuhan fisik dan perawatan
kesehatan
d. Fungsi
reproduksi
e. Fungsi
ekonomi
Tantangan sesungguhnya untuk keluarga
adalah untuk memenuhi setiap kebutuhan anggota keluarga dan fungsi keluarga
secara umum. Kombinasi antara kebutuhan perkembangan individu dan tugas
keluarga tidak selalu memungkinkan. Misalnya tugas perkembangan otonomi remaja
meliputi perubahan dalam otoritas orangtua yang mungkin bertentangan dengan
fungsi control social keluarga. (Friedman,Marlyn M. 2010)
C. DELAPAN
TAHAP SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA
Tahap
I : Keluarga pasangan baru
Tahap
II : Childbearing family
Tahap
III : Keluarga dengan anak prasekolah
Tahap
IV : Keluarga dengan anak sekolah
Tahap
V : Keluarga dengan anak remaja
Tahap
VI : Keluarga melepas anak dewasa muda
Tahap
VII : Orang tua paruh
baya
Tahap
VIII : Keluarga lansia
dan pensiunan
D. TAHAP
VII : ORANG TUA PARUH BAYA
1. Definisi
Tapah ketujuh dari siklus kehidupan
keluarga, merupakan tahap masa pertengahan bagi orangtua, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pension atau kematian salah
satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tia berusia sekitar 45
sampai 55 tahun dan berakhir dengan pensiunya pasangan biasanya 16 sampai 18
tahun kemudian. Biasnya pasangan baru di tahun-tahun pertengahan mereka
keluarga inti,walaupun tetap berinteraksi dengan orangtua lansia mereka dan dengan anggota keluarga
lain dari keluarga asalnya dan dengan keluarga baru yang dapat dari pernikahan
anak cucu (keturunan mereka). Tahun pertengahan meliputi perubahan dalam
penyesuaian pernikahan (sering kali semakin aik) dalam distribusi pengaruh
antara suami dan istri (lebih berbagi) dan dalam peran (termasuk perbedaan
peran pernikahan. Bagi sebagian keluarga dalam sebagian keluarga peningkatan
kepuasan dan status ekonomi dalam survey yang dilakukan secara luas
consensional dan didominasi oleh kulit putih, kelas menengah, keluarga
utuh,bahwa kepuasan pernikahan dan keluarga serta kualias kehidupan meningkat
pada fase ini. (Friedman,Marlyn M. 2010)
2. Tugas
perkembangan keluarga
Pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah banyak wanita memprogramkan kembali energy mereka dan bersiap-siap dalam
hidup kesepian. Bagi beberapa wanita krisis paruh baya dialami selama periode
awal siklus kehidupan ini. Wanita sebagai pendorong bagi anak mereka yang
sedang berkembang untuk menjadi anak mandiri. Dengan tujuan mempertahankan
sensasi kesejahteraan dan kesehatan ini, lebih banyak wanita yang hidup dalam
gaya hidup yang sehat dengan mengontrol kesehatanya dan memiliki waktu
istirahat yang adekuat. Dalam hal pekerjaan pria dapat merasakan frustasi dan
kekecewaan yang sama seperti yang pernah mereka alami dalam tahap dahulu.
Disisi lain mereka menemukan pekerjaan mereka monoton setelah 20-30 tahun
dengan jenis pekerjaan yang sama. Tugas perkembangan yang penting untuk tahap
ini untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Periode ini adalah periode yang
paling umum bagi pasangan untuk melaksanakan gaya hidup yang lebih sehat.
Selain fakta bahwa mereka mungkintelah melibatkan diri sendiri selama 45-65
tahun. Walaupun tidak untuk memulai dari seseorang karena pernyataan “lebih
baik sekarang dari pada tidak sama sekali” selalu benar sudah terlalu lambat
untuk mengembalikan fisiologis lebih banyak signifikan. Motivasi utama individu
paruh baya (usia pertengahan) untuk meningkatkan gaya hidup mereka tampaknya
sebagai refleksi dari perasaan yang rentan terkena penyakit jadi ketika seorang
teman/keluarga mengalami jantung,stroke dan kanker. (Friedman,Marlyn M. 2010)
Tugas perkembangan kedua untuk pasangan
paruh baya adalah menemukan hubungan yang memuaskan dan bermakna dengan anak
pada saat anak dewasa dengan orangtua mereka yang telah lansia. Menerima dan
menyambut kedatangan cucu kedalam keluarga membantu dalam meningkatkan hubungan
antar generasi hadirnya cucu memungkinkan pasangan paruh baya untuk tetap
merasa sebagai sebuah keluarga yang dan membawa kebahagiaan tersendiri. (Friedman,Marlyn
M. 2010)
Tugas perkembangan ketiga yang akan
didiskusikan adalah memperkuat hubungan pernikahan. Saat ini pasangan
benar-benar sendiri setelah beberapa tahun di kelilingi oleh anggota keluarga
lain dari beberapa hubungan walaupun tampak seperti kelegaan yang disambut
baik. Masa ini merupakan pengalaman yang sulit bangi banyak pasangan untuk
berhubungan satu sama lain sebagai orangtua. (Friedman,Marlyn M. 2010)
3. Masalah
kesehatan yang dapat terjadi
1. Artitis
akibat dari tidak beraktivitas/kurang beraktivitas
2. Penambahan
berat badan yang sedang-berat
3. Tekanan
darah tinggi akibat kurang olahraga
4. Stress
berkepanjangan/ kebiasaan diet yang buruk
5. Berkurangnya
aktivitas vital paru akibat merokok.
4. Peran
Bidan
1. Kebutuhan
promosi kesehatan : istirahat yang cuku, melakukan aktivitas diwaktu luang dan
tidur, pemenuhan nutrisi yang baik seperti konsumsi makanan tinggi protein dan
serat. Program olahraga yang teratur . kemudian penghentian/pengurangan
penggunaan rokok dan konsumsi alkohol.
2. Perhatikan
hubungan pernikahan
3. Komunikasi
dan hubungan dengan anak, keluarga dari pasanganya cucu dan orantua yang telah
menua
4. Memberikan
perhatian berupa membantu dalam mengasuh orangtua lansia/tidak berdaya.
5. Menyesuaiakan
dengan perubahan fisiologi seperti perubahan hormonal menopause pada wanita.
5. Contoh
Kasus
Tn. A berusia 55 tahun dengan istri
berusia 45 tahun. Mereka sudah dikaruniai 4 orang anak dan seluruh anaknya
telah menikah dan meninggalkan rumah. Istri Tn.A sudah meningeal 5 tahun yang lalu.
Tn. A sudah tidak bekerja karena sudah pension. Tn.A mempunyai riwayat merokok
ketika masih muda. Saat ini Tn .A merasas sedih dan merindukan anak dan
cucunya. Tn. A mengeluhakn sesak ketika bernapas. Kemudian Tn.A memutuskan
untuk mengunjungi ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan keadaanya.
6. Penanganan
atau peran bidan
1. Bidan
melakukan pemeriksaan kemudian menganjurkan untuk istirahat yang cukup
2. Melakukan
aktivitas diwaktu luang
3. Mengkonsumsi
makanan yang bernutrisi seperti makanan kaya serat dan tinggi protein rendah
lemamk.
4. Berolah
raga secara runtin, misalnya hanya sekedar lari kecil di pagi hari
5. Menganjurkan
Tn.A untuk mengurangi dan menghentikan penggunaan rokok dan alkoholnya
6. Menganjurkan
Tn.A berkomunikasi dengan anak dan keluarga misalnya cucunya.
DAFTAR
PUSTAKA
Friedman,
Marlyn.M. 2010. Buku ajar keperawatan
keluarga riset, teori dan praktik. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar