KEMBANG API


Rabu, 08 Oktober 2014

mutu layanan kebidanan



BAB I



PENDAHULUAN



1.1  LATAR BELAKANG



Jaminan mutu layanan kebidanan atau Quality Assurance in Healthcare merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien. Professional layanan kesehatan, baik perorangan maupun kelompok, harus selalu berupaya memberikan layanan kesehatan yang terbaik mutunya kepada semua pasien tanpa terkecuali, (Pohan, Imbalo S. 2002)



Saat ini, pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan telah menjadi suatu kiat manajemen dengan sistematik serta terus menerus dievaluasi dan disempurnakan. Pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan merupakan salah satu perangkat yang sangat berguna bagi mereka yang mengelola atau merencanakan layanan kesehatan, pendekatan itu juga merupakan bagian dari keterampilan yang sangat mendasar bagi setiap pemberi atau provider, layanan kesehatan yang secara langsung melayani pasien, (Pohan, Imbalo S. 2002)



1.2  RUMUSAN MASALAH



1.      Apa Pengertian Mutu dalam Pelayanan Kebidanan?



2.      Bagaimana Dimensi Mutu?



3.      Bagaimana Persepsi Mutu?



4.      Apa Manfaat Jaminan Mutu?



1.3  TUJUAN PENULISAN



1        Untuk mengetahui Pengertian Mutu dalam Pelayanan Kebidanan



2        Untuk mengetahui Dimensi Mutu



3        Untuk mengetahui bagaimana Persepsi Mutu



4        Untuk mengetahui Manfaat Jaminan Mutu



BAB II



PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Mutu



Mutu merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita. pandangan kita tentang mutu biasanya dikaitkan dengan harga yang tinggi (mahal), merek dagang suatu barang dan juga identik dengan kemewahan.



Mutu memang mempunyai pengertian, yang masing-masing sangat tergantung pada sudut pandang orang yang mengartikannya. Namun menurut standar ISO 8402, mutu diartikan sebagai : Gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang di tentukan atau tersirat.



     Mutu adalah suatu strategi bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasaan konsumen internal dan eksternal, secara explicit dan implicit, sedangkan menurut Philip B.Crosby Mutu adalah derajat dipenuhinya persyaratan yang ditentukan dan kesesuaian terhadap kebutuhan.



Mutu adalah suatu layanan bagaimana membuat konsumen agar mau datang kembali, mau membeli lagi atau bagaimana menyediakan kebutuhan konsumen dengan barang atau jasa yang terbaik mutunya, (Pohan, Imbalo S. 2002)



Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah ditetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat kematian.



 



 



2.2 Dimensi mutu



     Layanan kesehatan yang bermutu harus mempunyai paling sedikit 3 dimensi atau unsur, pertama dimensi konsumen, yaitu apakah layanan kesehatan itu memenuhi kebutuhan dan harapan pasien/konsumen yang selanjutnya diukur berdasarkan kepuasan atau keluhan  pasien/konsumen. Kedua dimensi profesi, yaitu apakah layanan kesehatan memenuhi kebutuhan pasien/konsumen, seperti yang ditentukan profesi layanan kesehatan. Dimensi ini akan diukur dengan menggunakan prosedur atau standar profesi yang diyakini akan member hasil dan kemudian hasil itu dapat pula diamati. Ketiga dimensi manajemen atau dimensi proses, yaitu bagaimana proses layanan kesehatan menggunakan sumber daya yang paling efesien dalam memenuhi kebutuhan dan harapan/keinginan pasien atau konsumen tersebut



1.      Dimensi Kompetensi Teknik



Mengacu kepada kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan standart dan pedoman/disepakati, yang meliputi kepatuhan, ketepatan, kebenaran dan konsistensi. Tidak dipenuhinya dimensi kompetensi teknis dapat mengakibatkan berbagai hal mulai dari penyimpangan kecil terhadap standar layanan kesehatan, sampai pada kesalahan fatal yang dapat menurunkan mutu layanan kesehatan dan membahayakan kesehatan pasien.



2.      Dimensi Efektivitas



Kualitas pelayanan kesehatan tergantung pada keefektifan dari intervensi pelayanan yang di berikan penilaian dimensi efeksivitas merupakan jawaban pertanyaan : apakah prosedur atau pengobatan bila di lakukan dengan benar akan memberikan hasil yang diinginkan. Efektivitas layanan kesehatan ini bergantung pada bagaimana standar layanan kesehatan itu digunakan dengan tepat, konsisten, dan sesuia dengan situasi setempat.



3.      Dimensi Efisiensi



Merupakan dimensi yang penting. Pelayanan yang diberikan adalah optimal bukan maksimal, yang memberikan hasil paling besar dalam  keterbatasan sumber daya pelayannan yang diberikan adalah tepat dan esensial. Hindari memberikan pelayanan yang tidak perlu dan pengulangan yang tidak berarti



4.      Dimensi Keterjangkauan atau Akses



Akses (keterjangkauan) merupakan dimensi yang penting dalam kualitas karena   keterbatasan jangkauan akan menyebabkan ketidakpastian dalam kesakitan dan kematian. Misalnya  buruknya akses terhadap imunisasi dapat menyebapkan cakupan imunisasi tidak adekuat. Dimensi keterjangkauan atau akses artinya pelayanan kesehatan itu harus tercapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan bahasa. Akses geografis diukut dengan jarak, lama perjalanan, biaya perjalanan, jenis transportasi, dan/atau hambatan fisik lain yang dapat menghalangi seseorang untuk mendapat layanan kesehatan. Akses ekonomi berkaitan dengan kemampuan membayar biaya layanan kesehatan. Akses sosial atau budaya dapat diterima atau tidaknya layanan kesehatan itu secara sosial atau nilai budaya, kepercayaan, dan prilaku. Yaitu pasien harus dilayani dengan menggunakan dengan bahasa atau dialeg yang dapat dip[ahami oleh pasien.



5.      Dimensi Hubungan antar manusia



Adalah interaksi yang terjadi antara penyelenggara pelayanan kesehatan dengan pasien, supervisior kabupaten dengan petugas puskesmas, dinas kabupaten dengan puskesmas,kepala puskesmas dengan petugas puskesmas hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kemitraan, saling percaya, saling menghormati, saling menghargai menjaga rahasia, responsive, memberi perhatian dan keterbukaan.



 



6.      Dimensi Kesinambungan pelayanan



Adalah pasien selalu mendapatkan pelayanan yang dibutuhkannya tanpa terputus termasuk rujukannya. Keadaannya ini dapat terjadi karena adanya catatan lebih yang lengkap dan akurat tanpa mengulangi prosedur dan terapi yang tidak perlu. Pasien harus selalu mempunyai akses pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Karena riwayat penyakit pasien terdokumentasi dengan lengkap, akurat dan terkini, layanan kesehatan rujukan yang diperlukan pasien dapat terlaksana tepat waktu dan tepat tempat.



7.      Dimensi Keamanan



Berarti meminimalkan resiko-resiko trauma, infeksi dan efek yang membahayakan lainnya sehubungan dengan pelayanan yang diberikan . maksudnya layanan kesehatan itu harus aman baik bagi pasien, bagi pemberi layanan, maupun bagi masyarakat sekitarnya.



8.      Dimensi Kenyamanan



Saran pelayanan kesehatan harus dapat memberikan kenyamanan kepada pasien, termasuk kebersihan, waktu tunggu. Karena kenyamanan menimbulkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan kesehatan sehingga mendorong pasien untuk dating kembali berobat ke tempat tersebut. Kenyamanan juga terkait dengan penampilan fisik pelayanan kesehatan, pemberipelayanan, peralatan medis dan non medis. Misalnya tersedianya AC/TV/majalah/music/kebersihan dalam suatu ruang tunggu dapat menimbulkan perasaan kenikmata tersendiri sehingga waktu tunggu



9.      Dimensi Informasi



Pelayanan kesehatan yang bermutu tidak menjadi hal yang membosankan.       



 harus mampu menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan harus dapat menjelaskan  apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, dan resiko pelayanan kesehatan tersebut. Dimensi ini sangat penting pada tingkat puskesmas dan rumah sakit.



10.  Dimensi Ketepatan waktu



Pelayanan kesehatan yang bermutu harus diselenggarakan dalam waktu yang tepat, juga dalam hal waktu buka dan waktu tutup tempat pelayanan harus tepat waktu, serta cara yang tepat oleh pemberi layanan yang tepat dan menggunakan peralatan dan obat yang tepat serta dengan biaya yang efisien (tepat)



2.3  Persepsi Mutu



Persepsi layanan kesehatan yang bermutu sering dipersepsikan sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memberi apa saja yang kita inginkan atau dapat juga disebut sebagai kepuasan pasien/konsumen semata-mata, Yaitu sesuai dengan kebutuhan pemakai, harga produk (berkaitan dengan nilai uang yang dikeluarkan), waktu penyerahan sesuai dengan keinginan/kebutuhan dari pelanggan, kehandalan, kemudahan pemeliharaan.



Persepsi mutu pelayanan kesehatan berdasarkan:



1.      Konsumen/pasien/masyarakat



Melihat bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu sebagai pelayanan yang sesuai dengan harapannya baik yang di nyatakan ataupun yang tersirat seperti keramahan- tamahan, tanggap, dan kecepatan pelayanan, kemajuan pengobatan, rasa aman, nyaman,dll



2.      Pemberi pelayanan



Mengkaitkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan tersedianya pelayanan, prosedur kerja (protokol), kebebasan dalam melakukan pelayanan sesuai teknologi kesehatan mutahir dan kemudian dari hasil pelayanan kesehatan (out come).



3.      Penyandang dana pelayanan kesehatan (Asuransi)



Menganggap pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.



4.      Pemilik sarana pelayanan kesehatan:



Mempunyai persepsi bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan, dan dengan tarip pelayanan kesehatan yang mampu dibayar oleh pasien/konsumen/masyarakat.



2.4 Manfaat Jaminan Mutu



jaminan mutu pelayanan kesehatan merupakan bagian integral dari kegiatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan tujuannya ialah untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan, pendekatan jaminan mutu pelayanan kesehatan menjamin bahwa mutu layanan kesehatan yang di berikan kepada pasien akan selalu memenuhi persyaratan mutu layanan kesehatan yang ditetapkan sehingga masyarakat yakin bahwa layanan kesehatan yang diberikan adalah layanan kesehatan yang bermutu, yaitu layanan kesehatan yang sesuai dengan standar layanan kesehatan yang disepakati.



Manfaat Program Jaminan Mutu



1.      Pemahaman staf terhadap tingkat mutu pelayanan ingin dicapai.



2.      Meningkatkan efektifitas pelayanan yang diberikan .



3.      Mendorong serta meningkatkan efesien dalam pengelolaan pelayanan kesehatan.



Pelayanan kesehatan akan menjadi efisien dan efektif sehingga pelayanan kesehatan dapat menjangkau lebih banyak orang (pemerataan sumberdaya kesehatan)dan hasil (out come) pelayanan akan lebih memenuhi harapan masyarakat.



4.      Melindungi pelaksanaan pelayanan kesehatan dari gugatan hukum.



5.      Menimbulkan rasa kepuasan dan terlindungi dalam memberikan  pelayanan kesehatan karena pelayanan kesehatan yang diberikan berdasarkan standar, sehingga angka kesembuhan akan meningkat



6.      Semakin meningkatnya mutu pelayanan.



Yaitu menyadarkan kembali para petugas kesehatan terutama di  Puskesmas agar selalu memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar.



 



Jaminan mutu layanan kesehatan mencangkup kegiatan :



1.      Mengetahui kebutuhan dan harapan pasien/masyarakat yang menjadi pelanggan eksternal layanan kesehatan



2.      Menggunakan semua kemampuan dan bakat orang yang terdapat dalam organisasi layanan kesehatan.



3.      Membuat keputusan berdasarkan fakta dan data,bukan perkiraan ataupun dugaan.



4.      Bekerja dalam kelompok yang terdiri dari setiap orang yang terlibat dengan pengakuan bahwa semua tenaga kesehatan merupakan sumber daya mutu dan produktivitas sehingga setiap tenaga kesehatan akan merasa bahwa kontribusinya kepada organisasi layanan kesehatan dihargai.



5.      Menghindarkan memborosan setiap bagian organisasi layanan kesehatan,termasuk waktu,karena waktu adalah uang.



6.      Mengelola semua proses untuk menghasilkan apa yang dianggap penting,tetapi pada saat yang sama harus mendorong orang menjadi inovatif dan kreatif.



BAB III



PENUTUP



3.1 KESIMPULAN



Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah ditetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat kematian.  Persepsi mutu merupakan label yang dipergunakan untuk menyimpulkan suatu himpunan dari aksi/ tindakan yang terlihat dan terkait dengan produk atau jasa. Manifestasinya terlihat dari jawaban yang diberikan oleh pelanggan melalui pengisian kuisioner tentang kepuasan pelanggan.  Dimensi mutu:  Kompetensi teknis, akses terhadap pelayanan,  efektifitas, hubungan antar individu, efisiensi, kesinambungan, keamanan, kenyamanan. Manfaat program jaminan mutu.



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



DAFTAR PUSTAKA



 



Pohan, Imbalo S. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC.



Nurmawati. 2010. Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta: TIM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar